watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKU SELINGKUH LAGI

Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di
Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan
aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi
persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku
ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk
mengerjakan proyek yang sedang di kerjakan
kantor istriku.

Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan
kesempatan yang kami peroleh, kami berdua
semakin lupa diri. Aku dan Ibu mertuaku tidur
seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat
birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku
langsung menuntaskan hasrat kami berdua.

Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaku
dengan spermaku, akibatnya fatal.
Setelah istriku kembali dari Medan Bapak
mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang
ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu
mertuakupun kembali ke desa Gl. Setelah Ibu
mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi
Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu
Mertuaku aku rindu jeritan jeritan joroknya, saat
orgasme sedang melandanya.

Pertengahan juni lalu Ibu mertuaku menelponku
ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua
sudah sama sama saling merindukan, untuk
mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling
membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku
memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang
bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Ibu
mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku
pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.

Aku minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang
ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun
Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang
itu sama saja dengan bunuh diri, karena
suaminya sudah lama tidak pernah lagi
menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku
tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya
hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi
jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili
istrinya adalah menantunya sendiri.

Juga atas saran Dokter, menurut dokter di
usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali
bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak
lagi, jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk
mengambil tindakan.

“Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl?”
Ibu mertuaku melarang, “Tidak usah sayang nanti
malah bikin Bapak curiga, lagipula ini hanya
operasi kecil”.
Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu
ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh
telanjang Ibu mertuaku.
“Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen
banget nih Bu”
“Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pento.
Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai,
akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin
Ibu sepuasnya”.
Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama
Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu
mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia
kecolongan. Gila.., hubungan gelap antara aku
dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang
mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat
bingung sekali.

Saat aku sedang asyik asyiknya melamun
memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu
mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering
telepon dimejaku.
“Hallo, selamat pagi”.
“Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar”.
Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun
beranjak dari tempat dudukku dan bergegas
menuju rangan Ibu Mila. Ibu Mila, wanita
setengah baya, yang sudah menjanda karena
ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat
latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir,
usia Ibu Mila kurang lebih 45 tahun, Ibu Mila
seorang wanita yang begitu penuh wibawa,
walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu
Mila tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu
Mila agak gemuk.

“Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya”.
“Oh nggak.., Ibu cuma mau Tanya mengenai
pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp.
Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau
belum?”.
“Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang
memeriksanya kembali sebelum saya serahkan,
biar tidak ada kesalahan”. Jawabku.
“Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan
pucat kenapa? Kamu sakit?”. Tanya Ibu Mila.
“Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa”.
“Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat
dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah
parah penyakit mu”.
“Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok”.
Jawabku.

Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Mila,
aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Mila berkata,
“Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen
Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya
beginilah Ibu mertuamu hamil”.
Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir
rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-
sungguh mendapatkan malu yang luar biasa.
“Dari mana Ibu tahu?” tanyaku dengan suara
yang terbata bata.
“Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang
lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok
online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja
ke line kamu. Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu
sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup
telepon rasanya kok lancang dengerin
pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik
begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan
Ibu mertuamu sendiri”.

Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Mila adalah
atasanku, selain itu Ibu Mila adalah saudara
sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku
bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya
diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah
“Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman
ditangan Ibu”
“Terima kasih Bu”, jawabku lirih sambil
menundukkan mukaku
“Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu
ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan
dengan kamu, OK”.
“Tentang apa Bu?” tanyaku.

“Ibu mau mendengar semua cerita tentang
hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan
menolak” pintanya tegas.
Akupun keluar dari ruangan Ibu Mila dengan
perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan
Ibu Mila yang dengan lancang mendengarkan
pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa
malu karena hubungan gelapku dengan Ibu
mertuaku diketahui oleh orang lain.
“Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis
dimarahin sama si gendut ya”, Tanya Wilman
sohibku.

“Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja”.
“Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu”.
“Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Mila
denger mati kamu”.
Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam
pekerjaanku Aku hanya melamun dan
memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau
harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas
sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku
ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu
mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku
melarangku. Apalagi nanti sore aku harus pergi
dengan Ibu Mila, dan aku harus menceritakan
kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu
mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada ini
Aku berharap agar jam tidak usah bergerak,
namun detik demi detik terus berlalu dengan
cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya
aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus
mencerikan semua yang terjadi antara aku
dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

“Kring.. “, kuangkat telepon di meja kerjaku.
“Gimana? Sudah siap”, Tanya Ibu Mila.
“Ya Bu saya siap”.
“Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM
BNI pemuda”.
Ternyata Ibu Mila tidak ingin kepergiannya
denganku diketahui karyawan lain. Dengan
menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar
sampai atm bni, dengan alasan aku mau
mengambil uang, dan akan pergi ketempat
familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi
menunggu dan mengantarkanku pulang seperti
biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu
Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang
juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil
Mercedes hitam milik Ibu Mila masuk ke halaman
dan parkir. Ibu Mila pun turun dari mobil dan
berjalan kearah ATM.
“Hi.. Pento ngapain kamu disini?”, sapa Ibu Mila.
Aku jadi bingung, namun Ibu Mila mengedipkan
matanya, akupun mengerti maksud Ibu Mila, agar
kami bersandiwara karena ada beberapa orang
yang sedang antri mengambil uang.
“Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok
belum datang juga”, sahutku.
Ibu Milapun bergabung antri di depan ATM.
“Gimana, temenmu belum datang juga?” Saat Ibu
Mila keluar dari ruang ATM.
“Belum Bu”.
“Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan
searah”.
Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Mila, aku
duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Mila
sementara Ibu Mila sendiri duduk dibangku
belakang.

“Ayo, Pak Bari kita pulang”
“Iya Nya.. “, sahut Pak bari
“Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal
tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman
temanmu kamu udah pulang”.
Uh.. batinku Ibu Mila mulai bersandiwara lagi.
“Memangnya ada apa Ibu mencari saya?”.
“Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang
baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada
beberapa kekurangan yang harus ditambahkan.
Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu
selesaikan sebentar di rumah Ibu OK”.
Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar
kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau
aku sudah sampai dirumah Ibu Mila.

“Ayo masuk”, ajak Ibu mia.
Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah
bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan
Ibu Mila pun masuk kerumahnya semakin
kedalam aku semakin bertambah kagum melihat
isi rumah Ibu Mila yang begitu antik dan mewah.
“Selamat sore Nya”,
“Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku
dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus
diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke
kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana”.
“Baik Nya”.
Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem
pembantu di rumah Ibu Mila.
“Silakan Den, ini kamarnya”.
Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh
Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah
sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di
dalam kamar.

“Kring.., kring.. “, kuangkat telepon yang
menempel di dinding.
“Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini
anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan
pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak
kusut”.
“Oh.. iya Bu terimakasih”.
Langsung aku menuju kamar mandi,
membersihkan seluruh tubuhku denga air
hangat, setelah selesai akupun membuka lemari
pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju
dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Mila
belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang
datang mengantarkan makan malam untukku.
Saat aku sedang asyik menikmati makan
malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat
ternyata Ibu Mila yang masuk, aku benar benar
terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu
Mila tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu
Mila datang menghampiri dan ikut duduk di sofa.
Sambil terus melahap makananku aku
memandangi tubuh Ibu Mila, walaupun gendut
tapi Ibu Mila tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan
makananku Ibu Mila berkata kepadaku, “Sekarang,
kamu harus menceritakan semua peristiwa yang
kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau
dengar semuanya, dan lepas semua pakaian
yang kamu kenakan”.
“Tapi Bu”, protesku.
“Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa
suaminya ada affair dengan ibunya bahkan
sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang
mengandung anakmu”.
Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi,
kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga
celana pendek berikut CD ku, aku telanjang bulat
sudah. Karena malu kututup kontolku dengan
kedua tanganku.

“Sial!”, makiku dalam hati, aku benar benar
dilecehkan oleh Ibu Mila saat itu.
“Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar
kontolmu”, bentak Ibu Mila.
“Mm.., lumayan juga kontolmu”.
Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Mila
tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya
standar Indonesia.
“Nah, sekarang ceritakan semuanya”.
Dengan perasaan malu, akupun menceritakan
semua kejadian yang aku alami bersama Ibu
Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun
dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara
detail apa yang aku alami. Kulihat Ibu Mila
mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali
Ibu Mila menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Mila
bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian
yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana
menyaksikan tubuh gendut orang paling
berpengaruh dikantorku, sekarang sudah
telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak
lemak disana sini namun pancaran kemulusan
tubuh Ibu Mila membuat jakunku turun naik.

“Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu”,
bentaknya lagi.
“Baik Bu”, akupun melanjutkan ceritaku kembali,
namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan
ceritaku, apalagi saat Ibu Mila menghampiri dan
membuka kakiku kemudian mengelus elus dan
mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak
fokus lagi pada ceritaku.
“Ahh.. “, jeritku tertahan saat mulut Ibu Mila mulai
mengulum kontolku.
“Ahh.. Bu.., nikmat sekali”.
Kuangkat kepala Ibu Mila, kamipun berciuman
dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.

kumpulan Cerita Dewasa Lainya, Dapat Anda Lihat & Baca Hanya Di :
www.ceritaindo.sextgem.com

“Bu.. kita pindah keranjang saja”, pintaku,
Sambil terus berpelukan dan berciuman kami
berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan
tubuh Ibu Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami
berdua bergulingan diatas pembaringan, saling
merangsang birahi kami.
“Ahh.. “, Jerit Ibu Mila saat mulutku mulai
mencium dan menjilati teteknya.
“Uhh Pento.. enak.. sayang”.
Ketelusuri tubuh Ibu Mila dan jilatan lidahkupun
menuju memek Ibu Mila yang licin tanpa sehelai
rambutpun. Kuhisap memek Ibu Mila dan kujilati
seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir
sekali Mungkin karena Ibu Mila sudah sangat
terangsang mendengar ceritaku.

“Ahh”, jerit Ibu Mila saat dua jariku masuk ke
lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi
meremas-remas teteknya.
Aku berharap agar orang yang telah
melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya,
aku makin beringas lidahku terus menjilati
memek Ibu Mila yang sedang dikocok kocok dua
jari tanganku. Usahaku berhasil, Ibu Mila
memohon agar aku segera memasukan kontolku
le lubang memeknya, tapi aku tidak
mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan
jari tanganku dilubang memek Ibu Mila, tubuh Ibu
Milapun makin menegang.

“Aaarrgghh.. Pento”, jerit Ibu Mila tubuhnya
melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai
orgasme melanda dirinya,
Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Mila, seperti
orang yang kehabisan napas, matanya terpejam,
kubiarkan Ibu Mila menikmati sisa sisa
orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Mila kujilati
teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam
memek nya yang sudah sangat basah.
“Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu”,
pintanya.

Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik
tubuh telentangnya, tubuh Ibu Mila tengkurap
kini.
“Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali”.
Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Mila pasrah
dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam.
Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Ibu
Mila. Kutekan dengan keras dan.. Bless masuk
semua batang kontolku tertelan lubang nikmat
memek Ibu Mila.
“Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat”.
Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke
lubang memek Ibu Mila, orang yang paling di
takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk
lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah
desah, bahkan memohon mohon padaku. Aku
puas sekali, kupompa dengan cepat keluar
masuknya kontoku di lubang memek Ibu Mila,
bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu
Mila dengan tubuhku menambah nikmat
persetubuhkanku.
“Uhh.. “, jeritku saat kontolku mulai berdenyut
denyut.

Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan
bobolnya benteng pertahananku. Kupompa
dengan cepat kontolku, Ibu Milapun makin
belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan
kekanan.
“Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. “.
Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk
kedalam Memek dan rahim Ibu Mila, beberapa
detik kemudian Ibu Mila pun menyusul
mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan
yang keras sekali, Ibu Mila tidak peduli apakah
Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar
sana.
Ibu Mila rebah tengkurap, akupan rebah di
belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut
Ibu Mila. Nikmat sekali.., Orgasme yang baru saja
kami raih bersamaan, kulihat Ibu Mila sudah lelap
tertidur, dari celah belahan memek Ibu Mila, air
manyku masih mengalir, aku benar benar puas
karena orang yang telah melecehkanku sudah
kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Mila,
kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu
Mila agar telentang, kuangkat dan kukangkangi
kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang
memek Ibu Mila.

“Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang”, Lirih sekali
suara Ibu Mila.
Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan
kontolku ke lubang nikmat Ibu Mila, Bless.. Licin
sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh
Ibu Mila terguncang guncang akibat kerasnya
sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu
aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa
perlawanan Ibu Mila hanya memejamkan
matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar
masuknya kontolku di lubang memek Ibu Mila..,
dan langsung ku cabut kontolku dan
kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Mila.

Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh
telanjang Ibu Mila, sambil kupeluk tubuhnya, saat
aku terbangun kulihat jarum jam sudah
menunjukan pukul setengah sebelas malam,
buru buru aku bergegas membersihkan tubuhku
dan mengenakan pakaian kerjaku.
“Bu.. Bu.. Mila bangun Bu.. “.
Akhirnya dengan malas Ibu Mila membuka
matanya.
“Sudah malam Bu saya mau pulang”.
“Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti
tidak bertulang lagi”.
Ibu Milapun bangkit mengenakan pakaiannya,
kami berdua berjalan keluar kamar.
“Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Mila
masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu
Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya
yang menawan.

“Ini untuk kamu”.
“Apa ini Bu?”, Tanyaku, saat Ibu Mila
menyodorkan sebuah amplop kepadaku.
Aku menolak pemberian Ibu Mila, namun Ibu Mila
terus memaksaku untuk menerimanya.
Terrpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu
Mila lalu kembali kami berciuman dengan
mesranya.
Dalam perjalanan pulang aku masih tidak
menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh
dengan Ibu Mila. Entah nasib baik ataukah nasib
buruk tapi aku benar benar menikmatinya.


Adult | GO HOME | Exit
1/2685
U-ON

inc Powered by Xtgem.com